Minggu, 19 Mei 2013

Ini Dia Enam Fakta Unik tentang Sperma

Jakarta, Sekali ejakulasi, konon seorang pria dapat menghasilkan sekitar 200 juta sel sperma. Jadi meski kecil, sel ini mempunyai peranan sangat penting dalam menentukan berhasil tidaknya sebuah proses reproduksi. Tapi tak banyak yang tahu lebih mendetail tentang sel pria ini.

Untuk itu simak enam fakta unik tentang sperma seperti halnya dikutip dari Livescience, Rabu (15/5/2013) berikut ini.

1. Sperma dapat dipengaruhi pola makan
Beberapa studi mengungkapkan bahwa nutrisi tertentu baik bagi kualitas dan kuantitas sperma. Salah satunya, menurut sebuah studi terhadap tikus ditemukan bahwa asam lemak yang ada dalam ikan yang disebut dengan docosahexnoic acid (DHA) bersifat esensial bagi pembentukan sperma.

Kemudian pada bulan Oktober 2011 dalam jurnal Biology of Reproduction, peneliti menjelaskan betapa kritisnya DHA terhadap pembentukan sperma karena DHA mengubah sperma berkepala bundar yang sudah usang menjadi 'perenang' yang kuat dengan kepala berbentuk kerucut dan dilengkapi dengan protein-protein pembuka sel telur.

Sebuah studi yang dilakukan oleh Lawrence Berkeley National Laboratory, Department of Energy, AS menemukan bahwa pria berusia di atas 44 tahun yang rutin mengonsumsi vitamin C dengan kadar tinggi berpeluang mengalami kerusakan DNA sperma 20 persen lebih kecil dibanding rekan-rekannya yang mengonsumsi vitamin C lebih sedikit.

Efek yang sama juga diperlihatkan oleh antioksidan, vitamin E, seng dan folate, seperti halnya dilaporkan dalam jurnal Fertility and Sterility pada tahun 2012.

2. Bentuknya lucu
Sperma yang sehat memiliki kepala yang oval dan halus serta ekor yang cukup panjang. "Tapi dengan kriteria sperma sehat yang seperti itu, hanya sepertiga sperma pria yang tampak normal. Itu artinya, bagi kebanyakan pria, sebagian besar sperma mereka berbentuk lucu," tandas Dr. Craig Niederberger dalam blog tentang kesuburan pria miliknya, Male Health.

Kalaupun terjadi kecacatan, ada tiga bagian dari sel sperma yang akan mengalaminya yaitu kepala, 'leher', ekor atau kombinasi ketiganya. Misalnya, sperma yang cacat itu memiliki dua kepala; kepala yang terlalu kecil atau terlalu besar; 'leher' atau ekor yang bengkok, rusak atau bergelung; atau ekor yang berjumlah lebih dari satu.

Namun belum ada pakar yang mengetahui apakah anomali sperma ini berpengaruh terhadap kualitas sperma itu sendiri atau tidak.

3. Ditemukan oleh ilmuwan asal Belanda
Sperma baru ditemukan pada tahun 1677 ketika seorang ilmuwan penemu mikroskop asal Belanda bernama Antony van Leeuwenhoek mengaku melihat 'animalcules' yang bergerak seperti belut dalam salah satu sampel semennya sendiri di bawah lensa mikroskop. (Saat itu juga van Leeuwenhoek langsung memastikan kepada para pembacanya bahwa sampel tersebut berasal dari 'kelebihan' sperma yang diperolehnya setelah berhubungan seksual, bukannya masturbasi).

"Tubuhnya bulat, tapi tumpul di bagian depan serta dilengkapi dengan ekor yang tipis dan panjang," tulis van Leeuwenhoek dalam laporan awalnya.

4. Disalah artikan fungsinya sejak ditemukan pertama kali
Antony van Leeuwenhoek bisa dikatakan sebagai penemu sperma pertama, namun ia salah mengartikan bagaimana cara kerja sperma yang kini diketahui berfungsi untuk membuahi sel telur. Faktanya, menurut buku A Mind of its Own: A Cultural History of the Penis” (The Free Press, 2001), proses fertilisasi sendiri belum dapat terbukti hingga tahun 1879.

Pasalnya pada tahun 1600-an, para ilmuwan percaya jika manusia terbentuk di dalam sel telur atau sperma. Bahkan sekelompok ilmuwan yang disebut dengan 'spermist' ini mengklaim dapat melihat humanoid yang sangat kecil di dalam kepala sel sperma. Mereka juga berpendapat bahwa wanita hanyalah berfungsi sebagai 'inkubator' bagi benih yang dimiliki para pria.

5. Agar bisa membuahi, sperma harus dibantu sel telur
Meski dianggap sebagai 'perenang' yang kuat, tapi mereka membutuhkan bantuan ketika akan menembus sel telur. Semburan hormon progesterone yang diproduksi oleh alat kelamin wanita akan mendorong sperma agar dapat menggoyangkan ekornya. Hal ini tujuannya agar sperma dapat terdorong masuk ke dalam membran sel telur yang protektif.

Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nature pada tahun 2011 pun memastikan adanya sebuah protein bernama capster di dalam sel sperma yang bertanggung jawab untuk menerima sinyal dari hormon wanita tersebut.

6. Pria macho tak selalu punya sperma super
Para wanita cenderung tertarik pada pria dengan suara yang dalam dan jantan. Tapi sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal PLoS ONE pada bulan Desember 2012 menemukan bahwa pria macho belum tentu mempunyai kualitas sperma yang lebih baik daripada pria yang pitch suaranya tinggi. Bahkan faktanya, konsentrasi pria yang suaranya dalam itu lebih rendah daripada pria yang suaranya nyaring atau tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar